Type Here to Get Search Results !

STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


 STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di sekolah.
Menjadikan siswa aktif, kreatif dan menjadi seorang problem solver yang baik tentunya bukan hal yang mudah, anak harus mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Guru harus bekerja keras mengubah gaya mengajarnya dengan memberi peluang dan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih mandiri. Salah satu trend atau arah pembelajaran sekolah saat ini untuk menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah penggunaan konteks dalam pembelajaran. Inovasi tersebut seperti Contextual Teaching and Learning (CTL).
Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar. Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar, guru perlu membiasakan anak untuk mengalami proses belajar dengan melakukan penemuan dan dengan melakukan pengamatan, bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan menarik kesimpulan (inquiry). Seluruh proses dan hasil belajar diukur dengan berbagai cara dan diamati dengan indikator yang jelas (outhentic assessment). Setiap selesai pembelajaran guru wajib melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran (reflektion).
Berdasarkan paparan di atas CTL merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif diterapkan pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, topik penerapan CTL dalam pembelajaran perlu dipaparkan lebih lanjut.

B.  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari Contextual Teaching and Learning (CTL) ?
2.      Apa tujuan dari Contextual Teaching and Learning (CTL) ?
3.      Bagaimana strategi yang diterapkan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) ?
4.      Bagaimana prinsip-prinsip dalam pembelajaran CTL?
5.      Apa metode yang digunakan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) ?
6.      Apa kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and Learning (CTL)?
7.      Bagiaman evaluasi dalam strategi pembelajaran contekstual?

C.  Tujuan

1.      Mengetahui pengertian dari Contextual Teaching and Learning (CTL)
2.      Mengetahui tujuan Contextual Teaching and Learning (CTL)
3.      Mengetahui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL)
4.      Mengetahui prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL)
5.      Mengetahui metodeContextual Teaching and Learning (CTL)
6.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and Learning (CTL)
7.      Mengetahui evaluasi yang digunakan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata context yang berarti “hubungan, konteks, suasana dan keadaan (konteks)”. (KUBI, 2002 : 519). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut, ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi pembelajaran yang menekan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

B.     Tujuan

1.    Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2.    Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman
3.    Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
4.    Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
5.    Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
6.    Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari
7.    Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

C.    Strategi Pembelajaran CTL

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:
a.  Pembelajaran berbasis masalah
            Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk memecahkan.

b. Menggunakan konteks yang beragam
           Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi berkualitas.

c.  Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
            Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial seyogyanya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.

d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
           Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri di kemudian hari.



e.  Belajar melalui kolaborasi
           Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya.

f.   Menggunakan penelitian autentik
           Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

g.  Mengejar standar tinggi
            Setiap sekolah seyogyanya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu terus ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di dalam dan luar negeri.

D.    Prinsip yang digunakan dalam CTL

1)   Prinsip Saling Ketergantungan
Prinsip saling ketergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsipnya adalah menyatukan pengalaman-pengalaman dari masing-masing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi.


2)   Prinsip Diferensiasi
Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreatif, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.


3)   Prinsip Pengaturan Diri
Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan kemampuan.

E.          Metode Yang Cocok Untuk Strategi Pembelajaran Contekstual

1.      Diskusi
            Siswa berdiskusi dan berperan aktif dalam strategi pembelajaran contekstual, siswa saling bertanya antar kelompoknya, saling bertukar gagasan dan pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu. metode diskusi ini dapat  berupa diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium, maupun diskusi panel. dapat juga dengan metode jigsaw.

2.      Simulasi
            Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, maka yang berperan penuh dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah siswa. jadi, yang melakukan simulasi adalah siswa.

F.   Kelebihan dan Kelemahan Contextual Teaching and Learning (CTL)

1.        Kelebihan dari model pembelajaran CTL
a)      Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b)      Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c)      Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d)     Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e)      Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f)       Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g)      Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

2.      Kelemahan dari model pembelajaran CTL
a)      Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b)      Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c)      Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d)     Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e)      Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f)       Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.
g)      Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h)      Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan

G.    Evaluasi dalam strategi pembelajaran contekstual

Penilaian individu
Penilaian kelompok
Penilaian keterampilan

Aspek yang dinilai bisa berupa
     Aspek kerjasama
     Afektif
     Sikap yolong menolong
     Disiplin
     Bertanggungjawab
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

            Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran contekstual/CTL (contextual teaching and learning) adalah strategi pembelajaran yang menuntut peserta didiknya lebih kreatif dan kritis. Peserta didik dituntut untuk mencari materi yang sesuai dengan masalah yang muncul dan diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan dengan cara berdiskusi dan menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Hal peserta didik harus lebih peka dengan situasi di sekitarnya. Masalah yang muncul harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan tersebut sesuai pengalaman yang pernah dialami oleh peserta didik secara nyata dan riil. Maka dari itu, peran guru di sini hanya sebagai fasilitator untuk langkah-langkah penyesaian masalah dan mensejalurkan masalah dengan materi yang ada, dan jalan penyelesaiannya.

B.  Saran

            Dari makalah yang telah kami buat, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1.    Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan metode, strategi, dan model pembelajaran yang inovatif sehingga siswa mudah memahami pelajaran/materi yang disampaikan.
2.    Tidak hanya guru yang aktif dalam pembelajaran, namun siswa juga harus aktif dalam mencari pengetahuan melalui pengalaman siswa itu sendiri serta penerapan pada keterampilan.


Daftar  Pustaka

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.





Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.