Type Here to Get Search Results !

Strategi Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student Centered Learning)


Pembelajaran Berpusat pada Siswa
(Student Centered Learning)
Kata Pengantar

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan  puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student Centered Learning). Makalah ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang telah Dosen berikan kepada kami.
Kami menyadari dalam penyelesaian Makalah Strategi Pembelajaran Berpusat pada Siswa ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi penyempurnaan Makalah Strategi Pembelajaran Berpusat pada Siswa ini akan kami terima dengan senang hati. Harapan kami semoga apa yang tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat.
Aamiin.

Yogyakarta
Penulis






 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia masih menggunkan pendidikan lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan pendidik. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan terkesan satu arah sehingga kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi langsung mengemukakan pendapatnya. Proses belajar yang dilakukan juga masih satu arah, dimana pendidik yang lebih aktif dalam pembelajaran daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh pendidik.  Model pembelajaran tersebut dianggap kurang mengeksplorasi wawasan dan pengetahuan peserta didik.
Perubahan pendidikan dalam proses yang tadinya pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dalam hal ini proses pembelajran pada siswa, siswa dapat memperoleh kesempatan n fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga peserta didik dapat meningkatkan mutu kualitas peserta didik.
Maka dari permasalahan tersebut, kami membuat makalah yang akan membahas tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Hal ini ditunjukan agar dapat mengembangkan keaktifan peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengatahuan yang dimilikinya peserta didik lebih bisa memaknai pembelajaran.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Strategi Pembelajaran?
2.      Apa pengertian dari Student Centered Learning ?
3.      Apa saja metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran Student Centered Learning ?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan Student Centered Learning ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari Strategi Pembelajaran.
2.      Mengetahui pengertian dari Student Centered Learning
3.      Mengetahui metode pembalajaran Student Centered Learning
4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan Student Centered Learning
















BAB II
PEMBAHASAN

1.      Strategi Pembelajaran

Istilah strategi berasal dari Bahasa Yunani strategia, strategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalamm mencapai sebuah keuntungan (Martinis, 2013: 1).
Pendapat lain menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi adalah teknik dan rencana yang harus dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik. Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran memrlukan seni, keahlian, dan ilmu guna menyampaikan materi kepada peserta didik sesuai dengan tujuan,efisiensi, dan efektif.
2.      Pengertian Student Centered Learning
Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan terprogram dalam desain FEE (Facilitating, Empowering, Enabling) untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekan pada sumber belajar. Pembelajaran merupakan proses pengembangan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik serta dapat meningkatkan dan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang baik terhadap materi pembelajaran.
Student Centered Learning merupakan pembelajaran yang berpusat pada aktivitas belajar peserta didik, bukan hanya pada aktivitas pendidik saja.
Pendekatan Student Centered Learning adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari suatu proses belajar. Peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya dan menemukan sumber-sumber informasi.
Pembelajaran Student Centered Learning harus memberi ruang kepada peserta didik untuk belajra menurut ketertarikannya, kemampuan kepribadiannya, dan gaya belajarnya. Peserta didik secara natural pasti berbeda-beda satu dengan yang lainnya baik dalam ketertarikannya terhadap suatu bahan ajar, kemampuan intelektual masing-masing maupun dalam gaya belajar yang disukainya. Lebih jauh lagi kemampuan intelektual dari masing-masing peserta didik pasti berbeda-beda. Sebagian peserta didik bisa belajar secara mandiri dengan cara mendengar, membaca, melihat, menonton video, mengikuti demonstrasi atau keahlian tertentu, dsb.  Namun sebagian lainnya peserta didik ada yang harus perlu berinteraksi atau berkolaborasi dengan lingkungan belajar lainnya seperti dengan teman-temannya, guru, lingkungan kelas, sekolah, dan bahkan bekerja sama dengan kelompok kerja. Sebagian yang lain perlu adanya sedikit bermain dengan tantangan dsb.
Melalui proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, berarti pendidik tidak lagi mengambil hak peserta didik untuk belajar. Disini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan motivator yang harus mampu membangkitkan ketertarikan peserta didik terhadap suatu materi belajar dan menyediakan beranekaragam pendekatan cara belajar sehingg peserta didik memperoleh metode yang paling sesuai baginya. Maka dari itulah pembelajaran Student Centered Learning peran pendidik hanya sebatas menyediakan wahana, media, pendekatan, dan metode cara belajar yang bervariasi pada pembelajaran kooperatif aatu kerja kelompok.

3.      Metode Pembelajaran Student Centered Learning
Student Centered Learning mendorong peserta didik untuk lebih aktif, mandiri, sesuai dengan car belajarnya masing-masing. Cara belajar siswa tersebut pelu dipandu agar terus dinamis dan mempunyai tingkat kompetensi yang tinggi. Beberapa model pembelakaran Student Centered Learning adalah sebagi berikut :
1.      Small Group Discussion (SGD)
Model diskusi merupakan model pembelajaran yang melibatkan antara kelompok peserta didik dengan kelompok peserta didik yang lainnya atau kelompok peserta didik denga pendidik untuk menganalisa, menggali atau memperdebatkan topic atau permasalahan tertentu. Dengan metode ini pendidik harus membuat rancangan bahan diskusi dan atran diskusi dan menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesi diskusi. Sedangka untuk peserta didik yaitu membentuk kelompok peserta didik, memilih bahan diskusi, dan mempresentasikan paper dan mendiskusikannya di kelas.
2.      Role-Play and Simulation
Metode ini berbentuk interaksi antar dua atau lebih peserta didik tentang suatu topic atau kegiatan dengan menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau sistem yang sebenarnya. Jadi dengan model ini peserta didik mempelajari sesuatu (sistem) dengan menggunkaan model. Dengan metode ini pendidik harus merancang situasi atau kegiatan yang mirip dengan sesungguhnya, bisa berupa bermain peran atau model dan membahas kinerja peserta didik. Sedangan untuk peserta didik yaitu mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan dan mempraktikan atau mencoba berbagai model yang telah disiapkan.
3.      Discovering Learning
Metode ini berbentuk pembelajaran tugas belajar atau penelitin kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat mencari jawabannya tanpa bantuan dari pendidik. Dengan metode ini pendidik harus menyediakan data atau metode untuk menelusuri pengetahuan yang akan dipekajari peserta didik dan memeriksa atau memberikan ulasan terhadap hasil belajar peserta didik. Sedangkan peserta didik yaitu mencari, mengumpulkan,dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan yang baru dan mempresentasikan secara verbal dan nonverbal.
4.      Self – Directed Learning
Metode ini berbentuk pemberian tugas belajar kepada peserta didik, seperti tugas membaca dan membuat ringkasan. Dengan metode ini pendidik harus memotivasi dan memfasilitasi peserta didik, memberikan arahan, bimbingan, dan umpan balik kemajuan belajar peserta didik. Sedangkan untuk peserta didik yaitu merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan  dan menilai pengalaman belajar sendiri, dna inisiatif belajar dari peserta didik sendiri.
5.      Cooperative Learning
Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dnegan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksikan konsep, menyesuaikan persoalan, atau inkuiri.  Dengan metode ini pendidik harus merancang dan memonitoy proses belajar peserta didik dan menyiapkan kasus atau masalha untuk diselesaikan peserta didik secara berkelompok. Sedangakan untuk peserta didik yaitu membahas dan menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan secara berkelompok dan melakukan koordinasi dalam kelompok.
6.      Contextual Learning
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau Tanya jawab lisan yang terkait dengan dunia nyata kehidupan peserta didik sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar akan muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkrit, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran konstekstual adalah aktivitas peserta didik tidak hanya menonton atau mencatat tatapi peserta didik harus mampu melkukan dan mengalami pengembangan kemamouan sosialisasi.  Dengan metode ini pendidik harus menyusun tugas untuk study peserta didik terjun ke lapangan dan menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengaitkan dengan situasi nyata atau kerja professional. Sedangkan peserta didik yaitu melakukan study lapangan atau terjun ke dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori dan membahas konsep teori yang berkaitan dengaan situasi nyata.
7.      Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajar ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan actual peserta didik, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. dengan metode ini pendidik harus merangsang tugas belajar dengan berbagai alternative dengan metode penyelesaian masalh dan sebagai fasilitator dan motivator. Sedangkan peserta didik yaitu belajar dengan menggali atau mencari informasi serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah factual yang sedang dihadapi dan menganalisis strategi pemecahan masalah.
8.      Collaborative Learning (Cbl)
Metode ini memungkinkan peserta didik untuk mencari dan menemukan jawban sebanyak mungkin, saling berinteraksi untuk menggali semua kemungkinan yang ada.
9.      Project Based Learning (PjBL)
Metode pembelajaran ini adalah metode pembelajaran yang sistematis yang memberikan tugas-tugas project yang harus diselesaikan oleh peserta didik dengan mencari sumber pustaka sendiri.
10.  Student Teams Achevement Division (STAD)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk mendukung dan memotivasi siswa dalam mempelajari materi secara berkelompok. Dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Slavin (1995) menyatakan bahwa pada STAD, siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 oran gyang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka, dan saling memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut untuk berdiskusi.
11.  Jigsaw
Model pembelajaran tipe jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran dimana siswa membentuk kelompok yang bertanggung jawab dari materi yang ditugaskan guru, kemudian siswa mengajarkannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.
            Dalam terapan tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi berkelompok dengan 5-6 anggota kelompok anggota belajar yang heterogen. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setip anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan. Anggota dari kelompok lain mendapat tugas topic yang sama yaitu berkumul dan berdiskusi tentang topic tersebut.  Kelompok ini disebut kelompok ahli (Ibrahim. 2000:52)
12.  Think Pair Share (TPS)
TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam berpikir. Think Pair Share memiliki prosedur secara implisit yaitu dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain (Ibrahim. 2007:10) dengan cara ini dapat diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
13.  NHT (Number Heads Together)
Pembelajaran tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mepengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000:28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Penerapan pembelajaran tipe NHT mrujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:29), dengan 3 langkah yaitu:
Ø  Pembentukan kelompok
Ø  Diskusi masalah
Ø  Tukar jawab antar kelompok.
4.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Student Centered Learning
Model Student Centered Learning sangat dianjurkan untuk diterapkan pada saat ini karena memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu :
1)      Menyertakan peserta didik di dalam proses pembelajaran.
2)       Mendorong peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak/luas/ dalam.
3)       Menjalin peserta didik dengan kehidupan nyata.
4)       Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif.
5)      Mengarahkan peserta didik untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar.
6)      Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang peserta didik.
7)      Memberi kesempatan untuk pengembangan berbagai strategi assessment.
8)       peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelakjaran menjadi miliknya sendiri    karena peserta didik diberri kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.
Selain memiliki kelebihan, Student Centered Learning juga memiliki kekurangan antara lain:
1)      Sulit diimplementasikan pada kelas besar.
2)      Memerlukan waktu lebih banyak.
3)      Tidak selalu efektif untuk semua jenis kurikulum .
4)      Tidak cocok untuk peserta didik yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.












BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Student centered learning merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana peran guru sebagai pendidik hanya menjadi fasilitas dan motivator saja. Pada metode ini siswa di minta untuk aktif dalam hal diskusi, kelompokan, dan tanya jawab dan apabila ada hal yang belum di pahami dapat di tanyakan kepada pendidik disinilah peran pendidik mulai di butuhkan sebagai fasilitator. Ada beberapa metode yang digunakan dalam metode pembelajaran student centered learning ini diantara Small Group Discussion, Role-Play and Simulation, Discovering Learning, Self – Directed Learning, Cooperative Learning, Contextual Learning, Problem Based Learning, Collaborative Learning, Project Based Learning.
Namun, di dalam strategi pembelajaran student centered  learning  terdapat kekurangn dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dari student centered learning yaitu Menyertakan peserta didik di dalam proses pembelajaran, mendorong peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak/luas/ dalam, menjalin peserta didik dengan kehidupan nyata, mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif, mengarahkan peserta didik untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar, memperhatikan kebutuhan dan latar belakang peserta didik, memberi kesempatan untuk pengembangan berbagai strategi assessment, peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri    karena peserta didik diberri kesempatan yang luas untuk berpartisipasi. sedangkan kekurangannya yaitu Sulit diimplementasikan pada kelas besar, memerlukan waktu lebih banyak, tidak selalu efektif untuk semua jenis kurikulum, tidak cocok untuk peserta didik yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.

Daftar Pustaka

3.      Sanjaya, Wina.2013.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.


Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.