STRATEGI
PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA GURU
Kata
Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
hidayah serta petunjuk-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Guru”. Makalah ini
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang telah Dosen
berikan kepada kami.
Kami menyadari bahwa ibarat pepatah
mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak Retak” begitu juga dalam penyelesaian Makalah
Strategi Pembelajaran Berorientasi pada
Guru ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi penyempurnaan Makalah Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Guru
ini akan kami terima dengan senang hati. Harapan kami semoga apa yang tersaji
dalam makalah ini dapat bermanfaat.
Amin.
Yogyakarta,
Penulis
A.
Strategi
Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari Bahasa
Yunani strategia, strategi merupakan
sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalamm mencapai sebuah
keuntungan (Martinis, 2013: 1).
Strategi merupakan usaha untuk
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia
pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun
untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pendapat lain menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick
& Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran memiliki jenis
yang beragam, salah satunya strategi pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang berorientasi pada guru adalah
proses interaksi peserta didik terhadap guru sebagai sumber belajar. Maksudnya
interaksi adalah interaksi antara
peserta didik dengan guru, guru dituntut menjadi teladan, contoh ,
panutan untuk semua peserta didiknya karena semua sumber belajar dan
pengetahuan berasal dari guru. Tujuan dari proses pembelajaran berorientasi
guru adalah dimana guru ditempat peserta didiknya menjadi sumber belajar yang mengetahui
semua pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulakn bahwa strategi pembelajaran berorientasi pada guru adalah langkah atau
cara yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang
ada dalam diri peserta didik,dengan cara menyusun perencanaan ,penguasaan bahan
,mengelola kelas,menggunakan metode dan media bervariasi ,memberikan nilai
secara objektif, memberikan hadiah bagi yang berprestasi, dan memberikan pujian
bagi perilaku yang baik. Semua kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai
tujuan khusus pembelajaran.
B.
Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Adapun ciri–ciri model pembelajaran yang berfokus pada
guru, antara lain:
1. Guru yang harus menjadi pusat dalam kegiatan belajar
mengajar. Ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu: guru sebagai
perencana; sebagai penyampai informasi; dan sebagai evaluator.
2. Siswa ditempatkan sebagai objek belajar . Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum
memahami apa yang harus dipahami, sehingga dalam proses pembelajaran siswa
dituntut untuk memahami segala sesuatu yang disampaikan guru. Peran siswa
adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Jenis pengetahuan dan
keterampilan kadang tidak mempertimbangkan kebutuhan siswa, akan tetapi
berangkat dari pandangan yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat.
3. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai
dengan bakat dan minatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya
menjadi terbatas. Sebab dan proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan
oleh guru.
4. Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu
tertentu. Misalnya dengan penjadwalan yang ketat, siswa hanya belajar manakala
ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Adanya
tempat yang telah ditentukan, sering pengajaran terjadi sangat formal, siswa
duduk di bangku berjejer, dan guru didepan kelas. Demikian juga hanya dalam
waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu belajar satu materi
tertentu telah habis, maka segera siswa akan belajar materi lain sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Cara mengajarinya pun seperti bagian-bagian yang
terpisah, seakan-akan tak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan lainnya.
5. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi
pelajaran. Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejuah mana siswa
dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu
sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari materi pelajaran yang
disampaikan di sekolah. Sedangkan mata pelajaran itu sendiri merupakan
pengelaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan
logis, kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku
itu harus dikuasai siswa. Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya
mempelajari bahan tersebut. Oleh karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh
penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah
teshasil belajar tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.
C.
Model
Pembelajaran Berorientasi pada Guru
Model pembelajaran berpusat pada guru termasuk
dalam model strategi pembelajaran ekspositori, yaitu strategi pembelajaran yang
menekankan pada penyampian materi secara verbal dari guru ke sekelompok siswa.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada guru. Dikatakan demikian karena dalam strategi ini gurulah yang memegang
peran sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan pembelajaran
secara tersetruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai dengan baik.
Selain
itu, strategi pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi pembelajaran secara verbal atau
bertutur, sehingga sering disebut dengan metode “calk and talk”.
Terdapat beberapa karakteristik strategi
pembelajaran ekspositori, yaitu:
- Strategi
ini dilakukan dengan cara verbal sehingga bertutur merupakan alat utama
dalam melakukan strategi ini,sehingga sering disebut ceramah.
- Materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti konsep,
data atau fakta.
- Tujuan
utama dari metode ini adalah pengasahan materi itu sendiri, sehingga
setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat memahami pelajaran
dengan benar dibuktikan dengan bisa menjelaskan kembali materi yangtelah diajarkan.
Strategi ekspositori akan efektif ketika:
- Guru
menyampaikan bahan baru serta kaitanya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa
- Guru
mengingatkan siswa agar mempunyai gaya model intelektual tertentu,
misalnya agar siswa dapat mengingat bahan pelajaran agar bisa
mengungkapkanya kembali
- Bahan
pelajaran yang disampaikan cocok untuk dipresentasikan
- Siswa
mempunyai tingkat kesulitan yang sama, sehingga guru harus menjelasknya ke
seluruh kelas
- Lingkungan
tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat kepada siswa
- Tidak
memiliki waktu yang cukup untuk menerapakan metode pembelajaran yang
berpusat kepada siswa
Langkah langkah yang harus dilakukan dalam
metode pembelajaran ekspositori
- Persiapan
(preparation)
Berkaitan
dengan mempersiapkan sisa untuk menerima pelajaran. Langkah ini merupakan
langkah yang sangat menentukan keberhasilan dalam menggunakan etode
ekspositori. Hal yang harus dilaksanakan dalam metode ini adalah :
1. Memberikan sugesti yang positif kepada siswa
2. Mulai dengan memberitahukan tujuan yang ingin
dicapai
Tujuan yang harus dicapai dalam langkah
pesiapan adalah :
1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang
pasif
2. Membangkitkan motivasi ubtuk belajar
3. Merangsang rasa ingin tahu siswa
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang terbuka
- Penyajian
(presentasion)
Langkah
ini merupakan langkah penyajian materi pembelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan guru dalam langkah ini adalah,
bagaimana agar penyajian materi dapat ditangkap dengan mudah dan dipahami oleh
siswa. Hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah :
1. Penggunaan bahasa
2. Intonasi suara
3. Menjaga kontak dengan siswa
4. Menggunakan joke yang mneyegarkan
- Korelasi
(Corelation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan
kemampuan motorik siswa.
- Menyimpulkan
(generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti {core)
dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, sebab melalui langkah
menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
- Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa
setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang
sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini
guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi
pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di
antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang
telah disajikan
D.
Jenis
Pembelajaran Berorientasi pada Guru
Metode Ekspositori termasuk dalam jenis
strategi pembelajaran langsung. Maksudnya adalah materi pembelajaran di
sampaikan secara langsung oleh guru kepada siswa. Strategi Pembelajaran
Ekspositori Harus Memperhatikan Prinsip-prinsip Sebagai Berikut (Wina
Sanjaya,2013: 181 ) :
1. Berorientasi
kepada Tujuan
Meskipun
metode yang digunakan adalah ceramah, namun proses penyampaian materi harus
memiliki tujuan pembelajaran, tentu hal ini juga memerlukan strategi. Sebelum
menerapkan strategi tersebut, terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
secara jelas dan terukur. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus
dicapai oleh siswa.
2. Prinsip
komunikasi
Proses
pembelajaran dpaat dikatakan sebagai proses komunikasi yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang disampaikan pada hal ini
adalah materi pelajaran yang
diorganisisr dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa sebagai
penerima pesan.
3. Prinsip
Kesiapan
Inti
dari prinsip ini adalah bahwa setiap individu akan merespon dengan cepat dari
setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Jadi agar siswa
dapat menerima stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus
memosisikan mereka dalam keadaan sikap baik secara fisik maupun psikis untuk
menerima pelajaran.
4. Prinsip
berkelanjutan
Proses
pembelajarn ini harus mampu mendorong siswa untuk mau mempelajari materi
pelajaran leih lanjut.
E. Metode-Metode Pembelajaran yang Berorientasi pada Guru
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang berpusat pada guru antara lain:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa. Metode
ceramah sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal
ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor
kebiasaan baik pada guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas
menakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.
Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori (Wina Sanjaya, 2013: 147-148)
Agar metode ceramah berhasil, maka
ada beberapa hal yang harus dilakukan baik pada tahap persiapan maupun pada
tahap pelaksanaan.
1.
Tahap Persiapan
a. Merumuskan
tujuan yang dicapai. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh
sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus
dipersiapkan guru.
b. Menentukan
pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan suatu ceramah sangat
tergantung kepada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan
diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang
akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam
penentuan pokok-pokok ini juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang
relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan.
c. Mempersiapkan
alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi
dari siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau
media grafis lainnya untuk meningkatkan kulitas ceramah.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang
harus dilakukan:
a.
Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah-langkah
yang menentukan. keberhasilan pelaksanaan ceramah. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam langkah ini yaitu:
1)
Yakinlah bahwa siswa memahami tujuan yang akan
dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang
harus dicapai oleh siswa. Dengan demikian, penjelasan tentang tujuan akan
merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui
ceramah itu.
2)
Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan
materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan langkah apersepsi adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa
mampu dan dapat menerima materi pembelajaran.
b.
Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi
pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah yang disampaikan berkulaitas
sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap
terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga
perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1)
Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa.
Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan. Selain
itu, kontak mata juga dapat berarti suatu penghargaan dari guru kepada siswa.
Siswa yang selalu mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan
diperhatikan.
2)
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh
siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang
kurang popular. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat
mendengarnya dengan baik.
3)
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak
meloncat-loncat agar mudah ditangkap oleh siswa.
4)
Tanggapilah respon siswa dengan segera. Artinya,
sekecil apapun respon siswa harus ditanggapi. Apabila siswa memberikan respon
yang tepat, segeralah memberi penguatan dengan memberikan semacam pujian yang
membanggakan hati. Sedangkn, seandainya siswa memberikan respon yang kurang
tepat, segeralah tunjukkan bahwa respon siswa perlu perbaikan dengan tidak
meninggung perasaan siswa.
5)
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan
untuk belajar.
c. Langkah
mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah
harus ditutup agar materi pelajaran yang telah dipahami akan dikuasai siswa
tidak lenyap begitu saja. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa
tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
keperluan tersebut diantaranya:
1) Membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan.
2) Merangsang
siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
3) Melakukan
evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang
baru saja disampaikan.
Ø Kelebihan
dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa kelebihan sebagai
alasan mengapa ceramah sering digu-nakan.
1.
Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’
untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti
demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
2.
Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas.
Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya
oleh guru dalam waktu yang singkat.
3.
Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang
perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4.
Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas,
oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5.
Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang
beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat
menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat
dilakukan.
Ø Di samping
beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1.
Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari
ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang
kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang
dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang
dikuasai guru.
2.
Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme.
3.
Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang
baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi,
walau pun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama
sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke
mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4.
Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah
seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika
siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang
bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
2.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari
penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi dapat
menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran
demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
dan inkuiri (Wina Sanjaya, 2013: 152).
Ø Metode
demonstrasi digunakan dengan tujuan:
a.
Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus
dikuasai oleh siswa.
b.
Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada
siswa.
c.
Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa
secara bersama-bersama.
Ø Langkah-langkah
pelaksanaan metode demonstrasi yaitu:
a.
Kegiatan persiapan
1)
Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa.
2)
Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan.
3)
Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi
yang akan dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan.
4)
Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara
pengguanaan peralatan yang diperlukan.
b. Kegiatan
pelaksanaan metode demonstrasi
1)
Kegiatan pembukaan
Sebelum kegiatan demonstrasi, ada beberapa hal yang
harus dilakukan dalam pembukaan pembelajaran:
a)
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa
dapat memperhatikan apa yang didemonstrasikan guru.
b)
Tanyakan pelajaran sebelumnya.
c)
Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot
atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas.
d)
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan
juga tugas-tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam demonstrasi nanti.
2)
Kegiatan inti pembelajaran
a)
Mulailah melakukan demonstrasi sesuai yang telah
direncanakan dan dipersiapkan oleh guru.
b)
Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang
harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa
mengikuti jalannya demonstrasi dengan sebaik-baiknya.
c)
Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang
menegangkan.
d)
Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis
mengikuti proses demonstrasi termasuk member kesempatan bertanya dan komentar-komentar.
3)
Kegiatan mengakhiri pembelajaran
a)
Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok
atau langkah-langkah kegiatan demonstrasi.
b)
Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum dipahami.
c)
Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.
d)
Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya
maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan.
Ø Kelebihan
dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai
suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:
1. Melalui
metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa
disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses
pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara
mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran
materi pembelajaran.
Ø Di samping
beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki be-berapa kelemahan, di
antarannya:
1. Metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses
tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat
memakan waktu yang banyak.
2. Demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.
3. Demonstrasi
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut
untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa.
3.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya
jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk meninjau
pelajaran yang lalu agar para murid memusatkan lagi perhatiannya tentang
sejumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pada pelajaran
berikutnya dan untuk merangsang perhatian murid.
Adapun
tujuan metode tanya jawab adalah:
a.
Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
b.
Mendorong siswa berani mengajukan pertanyaan kepada
guru tentang masalah yang belum dipahami.
c.
Menimbulkan kompetisi belajar yang sehat, dimana siswa
yang aktif dan dapat menjawab pertanyaan guru atau siswa lain dengan baik akan
lebih percaya diri dan akan terus berusaha untuk lebih baik lagi, dan siswa
yang belum aktif atau tidak menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnnya dapat
mempersiapkan diri lebih baik lagi dalam kesempatan lain.
d.
Melatih siswa untuk berpikir dan berbicara secara
sistematis dan sistemik berdasarkan pemikiran orisinil.
e.
Dengan metode tanya jawab siswa diarahkan agar
mengerti, memahami dan berinteraksi secara aktif dalam pembelajaran sehingga
tujuan dapat dicapai dengan baik.
Langkah-langkah pelaksanaan metode
tanya jawab:
a. Kegiatan
persiapan
1) Rumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran berakhir.
2) Siapkan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3) Siapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan sesuai dengan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik ( tergantung materi dan tujuan pelajaran).
b.
Kegiatan pelaksanaan
1) Ajukan
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran seperti yang telah diterapkan
sebelumnya.
2) Gunakan
keterampilan-keterampilan bertanya dasar dan lanjut seperti memberi acuan,
pemusatan, menggilir, menyebarkan, memberi waktu berpikir, memberi tuntunan,
mengajukan pertanyaan melacak dan sebagainya.
3) Menghindari
pemberian penguatan negative bagi siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan
atau jawabannya salah.
4) Beri
tuntunan bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan guru atau bagi siswa
yang menjawabnya salah. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan alihkan ke
beberapa siswa lain sampai diperoleh jawaban yang benar. Siswa yang menjawab
salah diminta mengulangi jawaban yang benar. Jika tidak ada satupun siswa yang
menjawab dengan benar, maka guru guru harus menjawab dan member penjelasan.
5) Jika ada
siswa yang bertanya lemparkan pertanyaan itu pada siswa lain untuk menjawabnya,
jangan terburu-buru guru sendiri yang menjawab pertanyaan itu.
6) Pertanyaan
guru yang sahih (analisis, sistesis dan evaluasi) beri kesempatan siswa
mendiskusikan dengan teman sebangkunya untuk memperoleh jawaban yang benar.
7) Setiap pokok
bahasan yang selesai dipertanyakan, guru meminta siswa untuk membuat
kesimpulannya.
c. Kegiatan
mengakhiri tanya jawab
1) Meminta
siswa merangkum isi pelajaran yang dilaksanakan melalui tanya jawab. Guru
membimbing siswa membuat rangkuman itu melalui tuntunan atau
pertanyaan-pertanyaan pelacak untuk memperoleh rangkuman yang diinginkan.
2) Guru
melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan.
3) Guru memberi
tugas untuk mempelajari materi pelajaran dirumah untuk makin menguasai materi
tersebut.
Ø Kelebihan
Metode Tanya Jawab
Suatu metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1.
Siswa akan menjadi aktif dengan sendirinya.
2.
Siswa tidak mengalami kebosanan karena dalam metode
tersebut melibatkan siswa.
3.
Dapat memotivasi siswa untuk berani bertanya dan
menjawab.
Ø Kelemahan
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ini juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1.
Siswa yang tidak aktif cenderung tidak memperhatikan
materi yang disampaikan guru.
2.
Metode ini tidak dapat berjalan dengan baik jika siswa
dominan pasif di dalam kelas.
3.
Hanya membuang-buang waktu saja jika tidak mendapat
respon baik dari siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Majid,
Abdul.2013.Strategi Pembelajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2013.Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Yamin,
Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Gaung Persada Press.
______________.2013.Strategi & Metode dalam Pembelajaran.Jakarta: Referensi GP
Press Book.
eprints.radenfatah.ac.id/158/1/BAB%20II.pdf
Jurnal
“Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya” oleh Direktorat Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Nasional Tahun 2008. Bisa diakses di laman https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjnzO7c1pjXAhUM3Y8KHTfLD-UQFghCMAQ&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP%2FJUR._PEND._LUAR_SEKOLAH%2F197012101998022-IIP_SARIPAH%2FSTRATEGI_PEMBELAJARAN_DAN_PEMILIHANNYAx.pdf&usg=AOvVaw0Tj6xkzI4FBjE2DcRnyn2Y
