STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Daftar
Isi
Sampul ................................................................................................................................ i
Daftar Isi............................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Strategi Pembelajaran...................................................................... 3
2.2 Pengertian
Strategi Pembelajaran Kooperatif.................................................... 5
2.3 Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif............................................................. 6
2.4 Prinsip-prinsip
Pembelajaran Kooperatif........................................................... 6
2.5 Metode
Pembelajaran Kooperatif…………………………………………….. 6
2.6 Prosedur
Pembelajaran Kooperatif.................................................................... 7
2.7 Kelebihan
dan Kekurangan dari Penerapan Pembelajaran Kooperatif.............. 8
2.8 Evaluai
Pembelajaran Kooperatif…………………………………………….. 9
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
Daftar
Pustaka......................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Suatu
sistem pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga para peserta
didik mampu menangkap materi yang diajarkan dengan maksimal. Akan tetapi dalam
kenyataannya suatu system pembelajaran tidak dirancang secara sempurna sehingga
para siswa akan susah untuk memahami suatu materi yang diajarkan. Oleh karena
masalah tersebut suatu materi tidak dapat diajarkan dengan suatu strategi
pembelajaran tertentu, akan tetapi bias jadi lebih efektif apabila menggungakan
suatu metode yang melibatkan peserta didik itu sendiri.
Peserta
didik tentu akan lebih memahami materi yang diajarkan oleh pendidik berdasarkan
konsep yang telah mereka buat sendiri. Untuk mengetahui konsep apa yang
dipikirkan oleh peserta didik perlu adanya suatu system pembelajaran yang
kooperatif atau secara berkelompok dengan teman-teman mereka. Usaha untuk
menemukan jawaban mereka sendiri dengan bekerjasama dengan teman sekelompok
mereka tentu akan lebih mudah dipahami peserta didik karena mereka menemukan jawaban
berdasarkan diskusi sesame teman. Hasil dari sebuah diskusi tersebut dapat
berupa konsep yang akan terus tertanam dalam pikiran mereka sendiri tanpa
dipaksa oleh pendidik.
Akan
tetapi dalam kenyataannya seorang pendidik belum bisa secara optimal menggunakan
strategi pembelajaran tersebut sehingga peserta didik semakin lama akan semakin
bosan dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai sistem pembelajaran kooperatif sehingga para pendidik mampu
mengaplikasikannya dalam sistem pembelajaran mereka.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas maka dapat disimpulkan beberapa pokok permasalahan dalam
makalah ini yaitu :
1.
Apakah pengertian
strategi pembelajaran ?
2.
Apa pengertian dari
strategi pembelajaran kooperatif?
3.
Bagaimana karekteristik
pembelajaran kooperatif?
4.
Bagaimana
prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif?
5.
Bagaimana prosedur
pembelajaran kooperatif?
6.
Apa saja kelebihan dan
kelemahan dari penerapan pembelajaran kooperatif?
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih dalam mengenai
strategi pembelajaran kooperatif sebagai salah satu metode dalam menyambaikan
suatu materi. Berdasarkan kajian ini
diharapkan mahasiswa sebagai calon pendidik mampu melakukan pengembangan gaya belajar sesuai dengan
spesifikasi mata pelajaran yang diasuhnya.
1.4. MANFAAT
Manfaat yang
diharapkan dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Bagi guru sebagai
sumber informasi tentang efektivitas penggunaan strategi pembelajaran dalam
belajar peserta didik.
2.
Bagi sekolah
sebagai bahan masukan
dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didiknya, terutama dalam
pelajaran bahasa Jawa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kompetensi
Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan
pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan.
Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus memiliki kemampuan untuk
membantu guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran, serta dapat memilih
strategi yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi
merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method,
or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.
R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan
(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan
tertenu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya
istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang
bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan
dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai
tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi yang
dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang
guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang
terbaik.
Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995).
Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi
pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur,
guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi
yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi
pengelolaan pembelajaran.
1.
Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth,
Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai ystemel strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan
dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi
pengorganisasian, lebih lanjut dibedaka
menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi
mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu
kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari
satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro
berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada
keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan.
Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang
konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
2. Strategi Penyampaian
Pembelajaran.
Strategi
penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variable metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran
adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan
informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk
kerja.
3. Strategi Pengelolaan
Pembelajaran
Strategi
pengelolaan pembelajaran merupakan komponen ysteme metode yang berurusan dengan
bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan ysteme metode pembelajaran
lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses
pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting ysteme strategi
pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan
motivasi.
2.2.
Pengertian
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Gracia
(199: 186) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Pembelajaran
kooperatif adalah strategi belajar aktif, kelas tampak seperti mesin belajar
dan siswa; termasuk aktivitas belajar mereka sebagai bahan bakar yang
menggerakkan mesin; siswa dikelompokkan oleh guru dalam empat sampai lima
anggota dam satu tim; siswa-siswi tersebut hetrogen dalam kemampuan dan jenis
kelamin; mereka tercampur antara kelas ystem, ras, etnik, dan agama. Siswa
dalam tim memberikan hasil pekerjaan masing-masing siswa dalam tim mempelajari
apa yang ditugaskan oleh guru sebagai hasil kerja mereka.
Rini
(2010:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning). Pendekatan kontekstual itu sendiri menekankan pentingnya
lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan
lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang sedang dialaminya. Di
dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang saling membantu satu sama lain dengan kemampuan yang heterogen.
Majid
(2013:174) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen.
Teori
V. Savage dalam Majid (2013:175) mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam ystem
belajar kooperatif, siswa belajar kerja sama anggota lainnya.
2.3. Karakteristik
Pembelajaran Kooperatif
·
Pembelajaran secara
tim, Semua anggota
tim saling membantu.
·
Didasarkan pada
manajemen kooperatif. Dalam suatu kelompok terdapat manajemen yang mengatur sehingga proses
pembelajaran akan berhasil.
·
Kemauan untuk
bekerjasama. Meskipun
masing-masing anggota sudah diberi tugas maka terhadap anggota yang lain harus
saling menolong.
·
Keterampilan
bekerja sama
2.4. Prinsip-prinsip
Pembelajaran Kooperatif
·
Ketergantungan
positif. Ketergantungan
karena keberhasilan tugas ditentukan masing-masing anggota kelompok
·
Tanggung jawab
perseorangan. Masing-masing
anggota memiliki tanggungjawab untuk keberhasilan kelompoknya.
·
Interaksi tatap
muka. Untuk
menyampaikan pendapat mereka kepada teman-teman sekelompok
·
Partisipasi dan
komunikasi
2.5. Metode Pembelajaran
Kooperatif
Metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif setidaknya ada tiga, yaitu
1.
Ceramah
Permulaan
dari pembelajaran kooperatif ialah pendidik menyampaikan garis besar materi
yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok. Akan tetapi ceramah disini bukan menyampaikan keseluruhan
materi melainkan hanya pokok-pokok permasalahan untuk dibahas dalam
masing-masing kelompok siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Metode
ceramah juga dapat dilakukan dalam kelompok misalkan salah satu peserta didik
menceritakan serta menjelaskan permasalahan yang pernah mereka alami serta
bagaimana mereka menyelesaikan permasalahan tersebut.
2.
Tanya jawab
Sebelum
memulai berdikusi dalam masing-masing kelompok, siswa dapat menanyakan
kesulitan yang sekiranya akan menimpa mereka ketika berdiskusi kelompok.
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh pendidik agar siswa akan lebih mudah
menyelesaikan masalah yang nantinya akan diberikan untuk dibahas serta mencari
solusi atau jawaban dari permasalahan tersebut. Selain tanya jawab antara
pendidik dan peserta didik, peserta didik dalam kelompoknya masing-masing dapat
bertukar pikiran dengan cara tanya jawab dengan teman sekelompok mereka atau
terhadap referensi-referensi lain misalnya dalam buku ataupun jurnal terkait
permasalahan mereka.
3.
Diskusi
Kelompok-kelompok
belajar yang dibentuk dapat berdiskusi sesuai permasalahan yang telah dibagikan
untuk dicari solusi serta jawaban atas persoalan pemberian seorang pendidik.
Antar peserta didik saling bertukar pikiran membahas masalah tersebut, mencari
referensi-referensi terkait untuk mendukung pendapat mereka terkait
permasalahan tersebut.
2.6. Prosedur Pembelajaran
Kooperatif
Suatu
pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahapan yaitu:
1.
Penjelasan Materi
Pada
tahap penjelasan materi, pendidik menyampaikan gambaran umum atau pokok-pokok
materi pelajaran sebelum peserta didik memperdalam materi tersebut bersama
kelompok mereka. Pendidik dalam system pembelajaran seperti ini dapat
menggunakan metode ceramah, curah pendapat, serta Tanya jawab. Penyampaian
materi dapat pula menggunakan media pembelajaran agar peserta didik lebih
menarik serta antusias mempelajari materi yang akan dipelajari.
2.
Belajar dalam Kelompok
Setelah
pendidik menyampaikan materi pokok, maka siswa bersama kelompoknya memperdalam
materi pokok yang telah diberikan pendidik. Suatu kelompok dibentuk berdasarkan
perbedaan setiap anggotanya, misalkan dalam suatu kelompok ada yang mendominasi
sehingga mampu memimpin teman mereka untuk memulai berdikusi. Suatu kelompok
juga tidak hanya terdiri dari orang pintar saja sehingga mereka yang kurang
paham akan materi tersebut akan semakin tertinggal. Dibentuknya kelompok untuk
memperdalam materi ditujukan agar semua siswa mampu mengetahui materi pokok yang
telah diberikan dengan cara betikar pikiran, informasi, serta mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama.
3.
Penilaian
Penilaian
dalam system pembelajarana kooperatif yang seperti ini dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu tes atau kuis yang dapat diberikan secara individu maupun
secara berkelompok. Tingkat pemahaman setiap kelompok ditentukan oleh hasil
dari tes yang diberikan pendidik, sehingga seorang pendidik mampu memantau
sejauh mana kelompok tersebut menguasai materi yang diberikan bersama dengan
kelompok mereka.
4.
Pengakuan Tim
Pengakuan
tim (teman recognition) merupakan
penetapan tim yang dianggap paling menonjol untuk kemudian diberikan suatu
penghargaan dengan harapan mampu memotivasi tim untuk terus berprestasi dan
juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi
mereka.
2.7. Kelebihan dan
Kekurangan dari Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan penerapan pembelajaran kooperatif
·
Meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Sehingga tidak terlalu bergantung pada peran
seorang pendidik.
·
Penerimaan terhadap
perbedaan individu menjadi lebih besar serta menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, serta belajar dari
peserta didik lainnya.
·
Perilaku mengganggu
menjadi lebih kecil
·
Konflik antar pribadi
berkurang karena siswa dirangsang untuk berpikir memecahkan permasalahan yeng
mereka hadapi.
·
Meningkatkan kebaikan
budi, kepekaan, dan toleransi. Selain itu mampu mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ise peserta didik
lainnya.
·
Pemahaman yang
lebih mendalam sehingga prestasi akademik maupun non
akademik akan terasah secara perlahan menjadi lebih baik lagi.
·
Membantu memberdayakan
setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.
·
Mampu meningkatkan
kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata.
Kekurangan penerapan pembelajaran
kooperatif
·
Membutuhkan waktu
banyak dalam pembelajarannya.
·
Penilaian
didasarkan pada kerja kelompok sehingga tidak diketahui tingkat pengetahuan
individual. Akan tetapi pendidik haruslah
mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing peserta didik yang diasuhnya.
·
Ketercapaian materi
tidak cukup pada satu pertemuan sehingga butuh waktu
yang lebih lama dibandingkan dengan system pembelajaran lain.
·
Kemampuan yang
dituntut ialah kerjasama padahal dalam dunia kenyataan banyak yang berdasar
pada kemampuan individual.
·
Dikarenakan dalam suatu
kelompok terdiri dari peserta didik yang beraneka ragam, maka siswa yang kurang
menguasai materi mampu menjerumuskan teman mereka ke dalam jawaban yang salah.
2.8. Evaluasi Pembelajaran
Kooperatif
Strategi
pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaannya dapat diberi evaluasi disetiap
selesai peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya antara lain yaitu dapat
menggunakan tes individu, tes kelompok, atau bahkan tes tertulis. Tes individu
dapat dilakukan dengan menanyakan masing-masing individu terkait apa yang
mereka dapat dari belajar bersama kelompoknya dalam mencari suatu jawaban. Tes
kelompok dapat dilakukan dengan menanyakan terhadap peserta didik yang
bertanggungjawab atas kelompoknya terkait apa yang kelompok mereka dapatkan
setelah berdiskusi membahas permasalahan yang telah diberikan pendidik. Tes
tertulis dapat diberikan kepada masing-masing individu atau kelompok untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terkait permasalahan yang mereka selesaikan,
system pengumpulannya dapat dikumpulkan pada akhir pertemuan hari itu atau
bahkan keesokan harinya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi pembelajaran Kooperatif
dapat digunakan oleh seorang pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik
memahami suatu materi berdasarkan pemahaman mereka masing-masing sehingga akan
lebih kuat tertanam dalam pikiran mereka apabila menemukan jawaban sendiri atas
masalah yang diberikan seorang pendidik. Meskipun waktu yang diperlukan untuk
memahami suatu materi akan lebih lama dan tidak cukup dalam satu kali
pertemuan, akan tetapi pemahaman setiap individu akan semakin lebih besar.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka tentang materi tersebut dapat
diberikan sebuah evaluasi berupa tes secara lisan maupun tes secara tertulis,
tes tersebut dapat diberikan kepada masing-masing individu atau kelompok.
Daftar Pustaka
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta:KENCANA PRANADAMEDIA GROUP.
